Label:

Andrea Hirata memang dahsyat! Setelah Laskar Pelangi dan dan Sang Pemimpi,Edensor benar-benar menguatkan keyakinanku akan mimpi. 3 jam bersama edensor, tak terasa! Tertawa, menangis silih berganti ketika membaca buku tersebut. Sampai selesai....dan aku semakin yakin aku pun bisa menggapai mimpi.

Sudah lama sebenarnya aku mendengar bahwa Bermimpilah.....Bermimpilah....Jangan takut bermimpi....Bermimpi itu gratis....Nggak ada ruginya bermimpi....

Tapi aku pernah merasakan dan berpikir bahwa ungkapan itu non sense....omong kosong!
Sampai aku takut untuk bermimpi....takut malu pada diri sendiri ketika gagal...

Aku merasa apa pantas aku bermimpi A...B...C
Siapa aku.....tak realistis....bermimpi A...B...C.

Bukankah kita dilarang untuk berangan-angan panjang.....kurasa pendapat ini yang benar.

Tenggelam dalam realita....ternyata membuatku BOSAN! Aku merasa tidak dinamis....merasa hampa...merasa tak nyaman....merasa sedih....sampai membuncah air mataku ketika berdialog denganNya

Ku merenung....tentang hidup....tentang mimpi....
Hmmh, kulist apa-apa yang sudah kucapai....
Eh bukankah ini mimpi-mimpiku?
Ada mimpi ketika aku masih kecil.....
Ada mimpi ketika aku SMP
Ada mimpi ketika aku kuliah
Ada banyak mimpi yang sudah terwujud....

Jadi KENAPA AKU TAKUT BERMIMPI lagi???

Label:

Akmal dan Hanif....2 jagoanku ini memang sungguh berbeda. Bagaikan kepingan puzzle yang klop saling melenggkapi. Akmal yang pandai, serius dan bertanggungjawab. Hanif yang humoris, santai, dan supel. Kesimpulan sementara, berdasarkan pengamatanku, Akmal kuat di logika matematika, sedang hanif di logika verbal.

Hari ini kubelikan mereka mainan. Keduanya mendapatkan mainan robot transformer, hanya berbeda jenis. Katanya robot ini bisa berubah-rubah, jadi mobil, pesawatm bahkan jadi singa. Mainan seharga 5000 rupiah ini, sangat menggembirakan mereka ketika masih dalam kemasan. Tetapi ketika dibuka, O...ow...ternyata tidak seperti yang mereka harapkan. Mainan Hanif terutama, yang ternyata mainan puzzle 3D, tercerai berai, hingga tersisa sedikit saja badan robot yang utuh. Hanif kecewa, apalagi ditambah diejek-ejek masnya.

Tapi hanif terdiam hanya sebentar, setelah itu dia mengoceh seru sekali, katanya mainannya ini bisa jadi spiderman, bisa jadi pesawat, bisa jadi mobil. ditambah dongeng yang seru banget. Hanif bermain + bercerita dengan heboh!

Masnya yang semula asyik bermain dengan mainannya dan merasa mainannya lebih mendingan dari hanif, sedikit-sedikit mulai tertarik pada ocehan hanif....lama-lama dia bilang :"kayaknya bagusan punya hanif, hanif! mas pinjem donk"

"Ha...ha...ha" aku tak kuasa menahan tawa.

"Mas....mas..., hanif mainnya seru bukan karena mainannya, tapi ocehannya aja yang seru..."

"Oh...." begitu kata masnya dengan serius :)

Label: ,

Ayo de ada berapa langkah kita dari rumah sampai ke rumah dhiya?
SATU! katanya dengan kencang....
DUA!
....3....4...9...10....11....12...13....14...21....22.....23...24....44....55....66....77....88....99
Begitu deh hasil berhitung hanif....:)

Berbeda dengan Akmal masnya yang bawaannya serius_yang pada usia 3 th sudah hafal angka dan huruf, Hanif masih santai saja....santai dalam berhitung....santai dalam belajar....santai dalam segala hal!

Tapi di sisi lain, yang paling aku suka adalah PD nya. Ya, dia PD banget, berani menjawab apa saja jika ditanya, mau salah atau benar ....dia tidak begitu peduli....

Mungkin demikianlah seharusnya ya seorang anak, bebas lepas, tak banyak beban.
Hmmm, tapi kadang-kadang deg-degan juga, kadang terpikir....bisa nggak ya dia seperti masnya....yang lancar banget ketika belajar membaca dan berhitung. Tapi sering kuhapus tuh pikiran itu dengan....pertanyaan:kenapa harus sama dengan masnya?
Kenapa ya harus sama.....kenapa pikiran itu suka terlintas ya....
Sepertinya karena...tuntutan sistem pendidikan sekarang yang mengharuskan anak sudah bisa calistung menjelang masuk SD.

Memang dilematis sebagai orangtua zaman sekarang di Indonesia. Satu sisi pengen mengikuti dunia anak: BERMAIN, sisi lain khawatir anak mengalami kesulitan di sekolahnya kelak.

Sementara ini kuambil jalan tengah saja, tetap bermain sambil diselip-selip sedikit belajar berhitung/ membaca....