Sejak awal pernikahan, relatif tidak ada yang disembunyikan dari kami. Ya tentu tidak seratus persen. Tapi 99% semua sudah diceritakan pada pasangan. 1 % nya? Yah adalah beberapa hal yang ngga penting.

Keterbukaan ini menyentuh beberapa hal berkaitan degan rumah tangga, diantaranya cara kami mengelola uang. Yang belakangan saya ketahui, bahwa ternyata begitu banyak cara pengelolaan keuangan dalam rumah tangga.

Suami sangat terbuka terhadap kondisi keuangan yang kami hadapi. Dari mulai zaman pahit sampai sekarang ketika sudah mulai longgar. Jumlah uang di rekening, sampai nominal terkecilnya, saya tahu persis. Berapa yang masuk, berapa yang keluar. Sistem pengelolaannya juga bersama-sama, saya bisa mengambil sesuai dengan keperluan, tentu saja atas sepengetahuan dan persetujuan suami. Plus suami sangat menghormati, dengan selalu memberitahukan setiap pengeluaran yang akan dilakukan. Padahal sebenarnya tidak perlu kan?

Selain masalah keuangan, keterbukaan juga terjadi dalam arus komunikasi. Semua password baik blog, email, fesbuk, semuanya diketahui suami. Hal yang saya tahu belakangan juga, ternyata ada yang semua password diketahui masing-masing. Ya itu mah hak setiap orang ya, tidak perlu sama. Begitupun dengan isi hp, semua sms saya selalu dibaca suami. Namun jika ada yang privasi dalam arti sms curhat dari teman, saya biasanya hapus lebih dulu. YM, juga saya tutup, jika ada curhat-curhat yang sangat pribadi. Itu untuk menjaga privasi teman-teman saja, dan suami saya yakin sangat paham akan hal itu.Tapi kalau obrolan biasa, atau obrolan pekerjaan, ya saya biarkan saja.

Keterbukaan dalam dua hal ini saja, rasanya saya sudah nyaman sekali, dan menambah rasa cinta pada suami. Mudahan-mudahan bisa tetap seperti ini.

Comment (1)

kalo yang curhatnya laki-laki, gimana ya.. hehehe...(ke saya ini mah)