Label:

Tanggal 20 Juli kemaren, dicanangkan Hari Tanpa TV. Alhamdulillah sejak sebulan terakhir ini, Akmal dan Hanif dah lama nggak tertarik sama TV. Karena di lingkungan rumah kami banyak sekali anak-anak seusianya, so mereka lebih senang bermain dengan teman-teman mereka. Desain lingkungan rumah tak berpagar juga semakin memudahkan anak untuk bersosialisasi."Tinggal nyebrang,bu" kata hanif. Artinya kalau dia mau ke rumah teman, tinggal ngelompatin tembok pembatas rumah.

Selain bermain bersama teman, Hanif yang sebagian besar waktunya masih di rumah, karena masih berusia pra sekolah, mulai menjalani homeschooling bersama saya_ibunya. Jadi waktunya terisi untuk menyelesaikan buku aktivitas mewarnai, menyambung titik, dan aktivitas-aktivitas lainnya.

Bagaimana anak-anak bisa menjauh dari TV, ada sedikit tips yang bisa di bagi:

Pertama, Jangan Memulainya!

Tak mungkinlah anak yang pertama kali mengenalkan TV pada dirinya sendiri, karena para bayi tentu tak bisa menyalakan TV sendiri. Biasanya anak mengenal TV dimulai dari kebiasaan orangtua menjadikan TV sebagai media hiburan untuk anak, dan kemudian dilanjutkan dengan menularkan kebiasaan itu pada anak,dengan menjadikan TV menjadi media hiburan anak

Kedua, Bermain bersama

Dunia anak adalah bermain, maka ajaklah mereka bermain. Supaya lebih asyik, carilah teman untuk mereka. Jika mereka memiliki kesempatan untuk bermain yang mengasyikkan, nisaya mereka tidak akan tertarik pada TV_yang nyata-nyata tak pernah bisa memberikan permainan yang menyenangkan.

Ketiga, Berikan alternatif hiburan.

Hiburan penting bagi siapa saja, termasuk juga anak. Media TV adalah hiburan yang paling gampang disajikan. Tapi yang gampang ini kelak akan membuat kita sebagai orangtua repot dan kesal. Sediakanlah media-media yang dapat menyalurkan emosi anak, seperti buku, peralatan menggambar, lem, gunting, kertas, kardus, alat musik, kaset lagu anak-anak, dll.

Sehubungan dengan tips ketiga, apakah VCD edukatif atau TV Kabel termasuk media hiburan alternatif? Saat ini saya amati,dengan adanya kesadaran orangtua untuk menjauhkan anak dari acara TV yang tidak bermutu, orangtua kemudian mensubsitusinya dengan VCD edukatif atau TV kabel. Memang satu sisi, lumayanlah, anak jadi tidak menonton acara tak bermutu, tapi sebenarnya hasilnya tak jauh berbeda. Anak jadi pasif di depan TV, kalo sudah jadi kebiasaan bisa berjam-jam lho, waktunya habis untuk menonton, dan kemudian bisa ditebak kelak kemudian hari, orangtua akan mengeluh dan kerepotan menghadapi kebiasaan tersebut, karena anak gak mau belajar, sulit dimintai tolong, kegemukan, dlsb.

Gunakanlah VCD sebagai media belajar anak, jika anak sudah bisa bermain dengan teman sebayanya, dan sudah senang beraktivitas yang sifatnya lebih aktif.

Comments (0)