Saturday, June 26, 2010 03:39
Label: cerita-cerita , Pendidikan dan Pengasuhan
Beberapa hari ini, saya sangat penasaran dengan yang namanya "kesulitan belajar". Saya bongkar masalah kesulitan belajar ini dengan berjalan-jalan di dunia maya. Hingga menemukan sebuah slide yang menarik dari youtube. Slide ini tentang tokoh terkenal, yang di masa kecilnya mengalami kesulitan belajar, tetapi di masa dewasa bisa menjadi terkenal bahkan legenda karena kehebatannya.
Ternyata Akmal tertarik dan kemudian menghampiri...
A: "Apa itu bu?"
I: "Ini tentang orang-orang yang terkenal karena kehebatannya, padahal waktu mereka kecil mereka mengalami kesulitan waktu belajar, sampai dikatakan bodoh"
A: " Wah bisa begitu ya?"
I: Iya bisa....karena setiap orang itu memiliki cara belajar sendiri. Nah pada akhirnya orang-orang ini menemukan cara belajarnya
A: " Ooo...."
Akmal kemudian meninggalkan Saya yang masih asyik dengan slide-slide itu. Ia bermain kembali bersama adiknya.
Malam harinya, karena masih penasaran tentang kesulitan belajar ini. Saya kembali menyimak sebuah film tentang anak disleksia. Karena mendengar suara gaduh dari film tersebut, Akmal kembali menghampiri....
A: "Apa itu bu?"
I: "Ini film tentang anak yang mengalami kesulitan untuk belajar"
A: " Ooo....nanti dia kalau udah besar....bisa kan bu?"
I: "Nah ibu ngga tahu tuh, kan belum selesai nontonnya... Mas mau nonton? Yuk!"
Hanif melihat kami asyik menyimak layar, ikut menghampiri....
H: "Lagi apa? Itu apa?"
I: " Ini film anak-anak, Adek mau lihat? Yuk!"
Kami pun menyimak bersama. Tampak adegan yang menggambarkan bagaimana anak yang sulit membaca. Lalu ia di marahi habis-habisan dan kemudian diberi label bodoh oleh gurunya.
Hanif yang paling tidak suka mendengar orang dimarahi, menutup mata rapat-rapat dan menutup telinga dengan tangannya. Lalu ia berkomentar " Kalau gitu mah, gimana bisa pinter?"
Akmal, menimpali "Iya ya....padahal kata ibu kan setiap orang punya cara belajar sendiri.
Pantesan, ibu kalau mau ngajak aku belajar tuh, kayak waktu mau belajar Bahasa Inggris, ibu tanya...'mau belajar pakai cara apa?' Dulu aku ngga ngerti, sekarang aku ngerti..."
Hiks si Ibu terharu dalam hati. Mengucapkan syukur, karena itulah yang saya harapkan. Anak paham bahwa cara belajar itu banyak....banyak sekali....dan kita harus terus mencari cara belajar yang paling nyaman bagi diri kita.
Badan ini terasa lelah, ingin sekali berbaring. Saya tak kuasa menolak ajakan ini. Tak lama kemudian mata mengajak untuk beristirahat juga.
Saya sempatkan untuk mengajak anak-anak tidur, karena tampak sudah lelah.
" Hanif, Mas kalau capai tidur saja, nanti besok kan masih bisa lihat filmnya."
Seperti yang di duga, Hanif mau, Akmal enggan untuk tidur.
Saya pun sedikit terlelap, tapi berkali-kali saya mendengar ajakan Akmal untuk bicara.
"Ibu.....benar bu...akhirnya dia bisa!!!" teriak Akmal kegirangan
Saya hanya kuat untuk menganggu-angguk, sambil tersenyum, dan kemudian tertidur lelap kembali.
Ternyata Akmal tertarik dan kemudian menghampiri...
A: "Apa itu bu?"
I: "Ini tentang orang-orang yang terkenal karena kehebatannya, padahal waktu mereka kecil mereka mengalami kesulitan waktu belajar, sampai dikatakan bodoh"
A: " Wah bisa begitu ya?"
I: Iya bisa....karena setiap orang itu memiliki cara belajar sendiri. Nah pada akhirnya orang-orang ini menemukan cara belajarnya
A: " Ooo...."
Akmal kemudian meninggalkan Saya yang masih asyik dengan slide-slide itu. Ia bermain kembali bersama adiknya.
Malam harinya, karena masih penasaran tentang kesulitan belajar ini. Saya kembali menyimak sebuah film tentang anak disleksia. Karena mendengar suara gaduh dari film tersebut, Akmal kembali menghampiri....
A: "Apa itu bu?"
I: "Ini film tentang anak yang mengalami kesulitan untuk belajar"
A: " Ooo....nanti dia kalau udah besar....bisa kan bu?"
I: "Nah ibu ngga tahu tuh, kan belum selesai nontonnya... Mas mau nonton? Yuk!"
Hanif melihat kami asyik menyimak layar, ikut menghampiri....
H: "Lagi apa? Itu apa?"
I: " Ini film anak-anak, Adek mau lihat? Yuk!"
Kami pun menyimak bersama. Tampak adegan yang menggambarkan bagaimana anak yang sulit membaca. Lalu ia di marahi habis-habisan dan kemudian diberi label bodoh oleh gurunya.
Hanif yang paling tidak suka mendengar orang dimarahi, menutup mata rapat-rapat dan menutup telinga dengan tangannya. Lalu ia berkomentar " Kalau gitu mah, gimana bisa pinter?"
Akmal, menimpali "Iya ya....padahal kata ibu kan setiap orang punya cara belajar sendiri.
Pantesan, ibu kalau mau ngajak aku belajar tuh, kayak waktu mau belajar Bahasa Inggris, ibu tanya...'mau belajar pakai cara apa?' Dulu aku ngga ngerti, sekarang aku ngerti..."
Hiks si Ibu terharu dalam hati. Mengucapkan syukur, karena itulah yang saya harapkan. Anak paham bahwa cara belajar itu banyak....banyak sekali....dan kita harus terus mencari cara belajar yang paling nyaman bagi diri kita.
Badan ini terasa lelah, ingin sekali berbaring. Saya tak kuasa menolak ajakan ini. Tak lama kemudian mata mengajak untuk beristirahat juga.
Saya sempatkan untuk mengajak anak-anak tidur, karena tampak sudah lelah.
" Hanif, Mas kalau capai tidur saja, nanti besok kan masih bisa lihat filmnya."
Seperti yang di duga, Hanif mau, Akmal enggan untuk tidur.
Saya pun sedikit terlelap, tapi berkali-kali saya mendengar ajakan Akmal untuk bicara.
"Ibu.....benar bu...akhirnya dia bisa!!!" teriak Akmal kegirangan
Saya hanya kuat untuk menganggu-angguk, sambil tersenyum, dan kemudian tertidur lelap kembali.
wah, tulisannya bagus sekali :) :)
halo mba Sinta....saya dah berkunjung juga ke blognya...dan senang sekali membaca tulisan2nya:)
mudah mudahan akuh teh konsisten sampe anak anak gede....huaaaa....