Sudah dua kali di kompleks rumahku ada kejadian anak hilang. Yang pertama terjadi beberapa bulan lalu. Sang ibu, para tetangga, para satpam di kompleks ini menjadi panik, mencari ke berbagai rumah, ke luar kompleks, terus berputas-putar dan akhirnya sampai.... Alhamdulillah anak tersebut ditemukan dengan selamat.
Di mana coba ditemukannya?????
Di kolong kasur rumahnya sendiri!!!
Pfuhh semuanya_sang ibu, para tetangga dan pak satpam menarik nafas lega,bersyukur,campur kesal dan sedikit geli...
Namun tak terhindarkan lagi sang Ibu karena malu dan kesal segera memarahi anak sampai menangis, entah bagaimana ekspresi marahnya, apakah hanya kata atau juga bercanpur dengan fisik, yang pasti karena saking lelahnya dimarahi dan menangis, anak ini sampai akhirnya terlelap tidur.
Yang kedua, terjadi kemarin sore. Sang pengasuh mencari anak ini karena waktu maghrib akan tiba.
"de, liat Anto tidak?"
Anak-anakku yang masih berada di teras rumah, menggelengkan kepalanya.
Sang pengasuh terlihat mulai cemas, lalu bertanya pada anak tetangga lainnya. Aku yang sedang berada di dalam rumah, tenang-tenang saja, masih berpikir positif, toh ada satpam pikirku sepertinya sulit seorang anak keluar kompleks tanpa sepengetahuan mereka, paling seperti kejadian waktu itu, anak ini paling sembunyi...
Beberapa menit kemudian, sang pengasuh kembali bertanya "De, liat Anto nggak?"
Anak-anakku kembali menjawab "nggak..." kali ini mereka mulai ikut kebingungan "Anto hilang...wah Anto hilang...Anto hilang...bu...aAnto hilang"
Mmmh, aku mulai berpikir, "beneran nih...hilang? Ah masa iya"
Aku masih meneruskan pekerjaanku, sambil terus mendengarkan kekisruhan di luar.
Beberapa menit kemudian, masih saja orang-orang ribut mencari anak ini. Hatiku mulai nggak enak, jangan-jangan beneran anak ini hilang, pikiran buruk mulai berkelebatan di kepalaku. Jangan...jangan...jangan...diculik!
Akupun akhirnya ikut keluar, ikut mengetuk rumah yang belum terbuka satu persatu. Tidak ada tanda-tanda anak itu di mana. Pak satpam tampak yakin anak ini ada di dalam kompleks.
Beberapa menit kemudian...
"Tuh Anto!" anak-anak bersorak
Tampak Adit ditemani Pak Satpam.
"Ketemu di mana,pak?"
"Di rumah D9 lagi ngebakso!" seru pak satpam
Pffh...lagi perasaan lega itu...kesal itu...geli itu...kembali hadir di hati kami semua....
Bagaimana dengan sang anak? Tak ada ekspresi, tak ada rasa bersalah.
Bagaimana dengan sang pengasuh dan sang nenek? Tak ada rasa amarah, tak ada kesal
Tak ada rasa kesal bertemu dengan tak ada rasa bersalah, apa yang terjadi?
Bagaikan tak ada apa-apa...hilang begitu saja...dan sangat mungkin kejadiannya akan berulang lagi.
Memang tak perlu ada rasa kesal, tak perlu bentakan atau marah berlebihan tapi bukankah tetap diperlukan ketegasan dan kejelasan tentang hal-hal apa yang lebih baik dilakukan sang anak agar tak perlu lagi terulang kejadian ini.
Seperti apakah ketegasan itu? Ketegasan yang tak perlu bercampur aduk dengan kemarahan. Ketegasan yang tak perlu bercampur aduk dengan kekesalan. Ketegasan yang tak perlu campur aduk dengan bentakan.
Temukan jawabannya dalam hati Anda...
Di mana coba ditemukannya?????
Di kolong kasur rumahnya sendiri!!!
Pfuhh semuanya_sang ibu, para tetangga dan pak satpam menarik nafas lega,bersyukur,campur kesal dan sedikit geli...
Namun tak terhindarkan lagi sang Ibu karena malu dan kesal segera memarahi anak sampai menangis, entah bagaimana ekspresi marahnya, apakah hanya kata atau juga bercanpur dengan fisik, yang pasti karena saking lelahnya dimarahi dan menangis, anak ini sampai akhirnya terlelap tidur.
Yang kedua, terjadi kemarin sore. Sang pengasuh mencari anak ini karena waktu maghrib akan tiba.
"de, liat Anto tidak?"
Anak-anakku yang masih berada di teras rumah, menggelengkan kepalanya.
Sang pengasuh terlihat mulai cemas, lalu bertanya pada anak tetangga lainnya. Aku yang sedang berada di dalam rumah, tenang-tenang saja, masih berpikir positif, toh ada satpam pikirku sepertinya sulit seorang anak keluar kompleks tanpa sepengetahuan mereka, paling seperti kejadian waktu itu, anak ini paling sembunyi...
Beberapa menit kemudian, sang pengasuh kembali bertanya "De, liat Anto nggak?"
Anak-anakku kembali menjawab "nggak..." kali ini mereka mulai ikut kebingungan "Anto hilang...wah Anto hilang...Anto hilang...bu...aAnto hilang"
Mmmh, aku mulai berpikir, "beneran nih...hilang? Ah masa iya"
Aku masih meneruskan pekerjaanku, sambil terus mendengarkan kekisruhan di luar.
Beberapa menit kemudian, masih saja orang-orang ribut mencari anak ini. Hatiku mulai nggak enak, jangan-jangan beneran anak ini hilang, pikiran buruk mulai berkelebatan di kepalaku. Jangan...jangan...jangan...diculik!
Akupun akhirnya ikut keluar, ikut mengetuk rumah yang belum terbuka satu persatu. Tidak ada tanda-tanda anak itu di mana. Pak satpam tampak yakin anak ini ada di dalam kompleks.
Beberapa menit kemudian...
"Tuh Anto!" anak-anak bersorak
Tampak Adit ditemani Pak Satpam.
"Ketemu di mana,pak?"
"Di rumah D9 lagi ngebakso!" seru pak satpam
Pffh...lagi perasaan lega itu...kesal itu...geli itu...kembali hadir di hati kami semua....
Bagaimana dengan sang anak? Tak ada ekspresi, tak ada rasa bersalah.
Bagaimana dengan sang pengasuh dan sang nenek? Tak ada rasa amarah, tak ada kesal
Tak ada rasa kesal bertemu dengan tak ada rasa bersalah, apa yang terjadi?
Bagaikan tak ada apa-apa...hilang begitu saja...dan sangat mungkin kejadiannya akan berulang lagi.
Memang tak perlu ada rasa kesal, tak perlu bentakan atau marah berlebihan tapi bukankah tetap diperlukan ketegasan dan kejelasan tentang hal-hal apa yang lebih baik dilakukan sang anak agar tak perlu lagi terulang kejadian ini.
Seperti apakah ketegasan itu? Ketegasan yang tak perlu bercampur aduk dengan kemarahan. Ketegasan yang tak perlu bercampur aduk dengan kekesalan. Ketegasan yang tak perlu campur aduk dengan bentakan.
Temukan jawabannya dalam hati Anda...
Comments (0)
Post a Comment