Ketika kedua anak saya sakit panas tinggi secara bersamaan, dan saya kebetulan nggak ada asisten rumah tangga, sempet bingung bagaimana agar anak-anak mau istirahat tenang di kamar. Saya nggak bisa nemenin karena banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan, so akhirnya apa solusinya?
Dengan sangat….sangat…terpaksa TV menjadi solusinya. Padahal, sebelum mereka sakit , mereka juaraaaang banget inget sama TV, mereka lebih seneng main dengan teman-teman, atau berkreasi dengan menggunakan kertas, crayon, gunting, lem, isolasi. Yah apa mau dikata, saya pikir nggak apa-apalah untuk sementara.
Tapi ternyata oh ternyata, setelah sembuh, TV teuteup menarik buat mereka. Bangung tidur, nonton,kalo lagi bosen nonton…duh bikin,,,gimana gitu ya liat mereka pasif begitu, apalagi kalo baru bangun tidur, kayanya nggak sehat banget, mending kan mereka ada aktivitas motorik biar sehat dan tambah lincah.
Gimana ini…mikir….mikir….mana kalo pagi begini, lagi puncak-puncaknya sibuk, masak buat bekel dan sarapan, sekaligus sambil ini itu lainnya. Nemenin anak maen nggak mungkin banget!
Eh Alhamdulillah ada ide…
“Akmal mau jadi detektif nggak?”
“Apa bu?”
(Hmm, penasaran kan nak???)
“Jadi detektif !!!” seruku
“Mau…mau”
(He, padahal dia belum ngerti tuh apaan jadi detektif tuh maksudnya)
“Nif, mau jadi detektif nggak?”
“Nggak mau, Hanif mau nonton”
(Wah…Hanif dah nyangkut nih mata dan hatinya ke TV,tapi tenang ia akan cepat tergoda, tunggu saja)
“Gini Mal, coba kamu cari mobil merah ada di rumah no berapa di kompleks ini”
(Akmal bengong…ooo. Itu toh maksud ibu)
“Ah gampang bu!”
Terus Akmal keluar rumah. Alhamdulillah
“Tuh bu, E1, avanza merah, tulisannya Telkom”
(Deu itu sih gak perlu bergerak, lha dah keliatan dari pintu rumah)
“Maksudnya cari di seluruh kompleks ini (sebagai bayangan kompleksnya hanyalah kompleks kecil dengan jumlah rumah: 50 rumah saja)”
“Ooo, yuk Nif”
“Ayo Nif nanti ibu kasih hadiah”
“Apa bu hadiahnya?”
“ Mmm, kita beli cemilan ya”
”Asik, ayo Nif…”
Akhirnya mereka keluar rumah juga, keliling komplek, lumayan olahraga
“Bu udah bu, rumahnya Lala ada mobil Kuda merah)
“Ada lagi…” kataku “dah nyampe gerbang belon?”
“Belum…cape”
“Ya udah nggak pa2, yuk kita beli cemilan”
Pfhh Alhamdulillah, mereka bisa lepas dari kebengongan dan kepasifan dari TV
“Bu, besok aku mau jadi detektif lagi”
“Ok deh”
“Tapi hadiahnya beda lagi ya bu”
“Iya deh”
Besoknya…
“Bu apa tugas detektif hari ini bu?”
Oh iya, ya…apa ya…
“Cari motor H*nd* yang ada di kompleks ini”
“Ah gampang, ayo Nif”
Dua detektif itu pergi keluar rumah menjalankan misinya.
Alhamdulillah hari ini mereka dah nggak inget sama TV
“Bu, udah bu, di rumah ini…dan ini…(lupa tadi no berapa rumahnya kata mereka,maklum ibu-ibu memorinya dah tulalit)”
“Ok deh, hadiahnya playdough ya…”
“Asik!!!”
Jadilah kami mencampurkan terigu, sedikit air dan sedikit minyak goreng, siap untuk dimainkan…cetak…cetak…cetak…membuat ini…itu, permainan favorit mereka
Dengan sangat….sangat…terpaksa TV menjadi solusinya. Padahal, sebelum mereka sakit , mereka juaraaaang banget inget sama TV, mereka lebih seneng main dengan teman-teman, atau berkreasi dengan menggunakan kertas, crayon, gunting, lem, isolasi. Yah apa mau dikata, saya pikir nggak apa-apalah untuk sementara.
Tapi ternyata oh ternyata, setelah sembuh, TV teuteup menarik buat mereka. Bangung tidur, nonton,kalo lagi bosen nonton…duh bikin,,,gimana gitu ya liat mereka pasif begitu, apalagi kalo baru bangun tidur, kayanya nggak sehat banget, mending kan mereka ada aktivitas motorik biar sehat dan tambah lincah.
Gimana ini…mikir….mikir….mana kalo pagi begini, lagi puncak-puncaknya sibuk, masak buat bekel dan sarapan, sekaligus sambil ini itu lainnya. Nemenin anak maen nggak mungkin banget!
Eh Alhamdulillah ada ide…
“Akmal mau jadi detektif nggak?”
“Apa bu?”
(Hmm, penasaran kan nak???)
“Jadi detektif !!!” seruku
“Mau…mau”
(He, padahal dia belum ngerti tuh apaan jadi detektif tuh maksudnya)
“Nif, mau jadi detektif nggak?”
“Nggak mau, Hanif mau nonton”
(Wah…Hanif dah nyangkut nih mata dan hatinya ke TV,tapi tenang ia akan cepat tergoda, tunggu saja)
“Gini Mal, coba kamu cari mobil merah ada di rumah no berapa di kompleks ini”
(Akmal bengong…ooo. Itu toh maksud ibu)
“Ah gampang bu!”
Terus Akmal keluar rumah. Alhamdulillah
“Tuh bu, E1, avanza merah, tulisannya Telkom”
(Deu itu sih gak perlu bergerak, lha dah keliatan dari pintu rumah)
“Maksudnya cari di seluruh kompleks ini (sebagai bayangan kompleksnya hanyalah kompleks kecil dengan jumlah rumah: 50 rumah saja)”
“Ooo, yuk Nif”
“Ayo Nif nanti ibu kasih hadiah”
“Apa bu hadiahnya?”
“ Mmm, kita beli cemilan ya”
”Asik, ayo Nif…”
Akhirnya mereka keluar rumah juga, keliling komplek, lumayan olahraga
“Bu udah bu, rumahnya Lala ada mobil Kuda merah)
“Ada lagi…” kataku “dah nyampe gerbang belon?”
“Belum…cape”
“Ya udah nggak pa2, yuk kita beli cemilan”
Pfhh Alhamdulillah, mereka bisa lepas dari kebengongan dan kepasifan dari TV
“Bu, besok aku mau jadi detektif lagi”
“Ok deh”
“Tapi hadiahnya beda lagi ya bu”
“Iya deh”
Besoknya…
“Bu apa tugas detektif hari ini bu?”
Oh iya, ya…apa ya…
“Cari motor H*nd* yang ada di kompleks ini”
“Ah gampang, ayo Nif”
Dua detektif itu pergi keluar rumah menjalankan misinya.
Alhamdulillah hari ini mereka dah nggak inget sama TV
“Bu, udah bu, di rumah ini…dan ini…(lupa tadi no berapa rumahnya kata mereka,maklum ibu-ibu memorinya dah tulalit)”
“Ok deh, hadiahnya playdough ya…”
“Asik!!!”
Jadilah kami mencampurkan terigu, sedikit air dan sedikit minyak goreng, siap untuk dimainkan…cetak…cetak…cetak…membuat ini…itu, permainan favorit mereka
jd org tua emang hrs kreatif y :)
iya mba, dan kalo dipikir2, saya bisa kreatif kalo lagi hapy:) nah berarti kudu jaga mood ya