Bibirku tergigit, sambil terucap Innalillahi wa inna illaihi raji'un, mendengar berpisahnya pasangan suami istri yang sepertinya sudah melewati tahun keduapuluh pernikahan. Bagaimana bisa? Kenapa Bisa? Pertanyaan yang tak akan kuperoleh jawabannya.
Mengapa perpisahan yang dipilih? Tidak adakah cara untuk merajut cinta kembali? Pertanyaan yang lagi-lagi tidak terjawab.
Beberapa hari lalu, saya mendapatkan note dari seorang teman di Fb, seorang ibu muda, dengan anak 2 balita, dan 1 bayi. Bayi yang tampan, dengan hari lahir yang berdekatan dengan Naurah. Tertegun ku membaca note-notenya. Seperti biasa bibirku tergigit, air mataku mengalir. Inna lillahi wa inna illaihi raji'un ternyata suaminya baru saja meninggal, kira-kira satu-dua bulan sebelum anak ketiganya lahir.
Dengan jumlah anak yang sama, usia yang hampir sama. Terbayang tugas-tugas yang harus ia kerjakan di kesehariannya, dan sekarang dia harus menambah peran, sebagai kepala keluarga. Aaaah ngga kebayang...beratnya ninggalin si kecil...hiks
---
Dua episode perpisahan yang membuatku termenung, ya..dihadadapanku masih ada suami dan anak-anak. Kami masih dalam takdir bersatu, masih layakkah berkeluh kesah ini dan itu. Memilih untuk amanah terhadap kesempatan yang diberikan ini, tampak lebih baik.
Mengapa perpisahan yang dipilih? Tidak adakah cara untuk merajut cinta kembali? Pertanyaan yang lagi-lagi tidak terjawab.
Beberapa hari lalu, saya mendapatkan note dari seorang teman di Fb, seorang ibu muda, dengan anak 2 balita, dan 1 bayi. Bayi yang tampan, dengan hari lahir yang berdekatan dengan Naurah. Tertegun ku membaca note-notenya. Seperti biasa bibirku tergigit, air mataku mengalir. Inna lillahi wa inna illaihi raji'un ternyata suaminya baru saja meninggal, kira-kira satu-dua bulan sebelum anak ketiganya lahir.
Dengan jumlah anak yang sama, usia yang hampir sama. Terbayang tugas-tugas yang harus ia kerjakan di kesehariannya, dan sekarang dia harus menambah peran, sebagai kepala keluarga. Aaaah ngga kebayang...beratnya ninggalin si kecil...hiks
---
Dua episode perpisahan yang membuatku termenung, ya..dihadadapanku masih ada suami dan anak-anak. Kami masih dalam takdir bersatu, masih layakkah berkeluh kesah ini dan itu. Memilih untuk amanah terhadap kesempatan yang diberikan ini, tampak lebih baik.
Comments (0)
Post a Comment