Label:

Teringat waktu Akmal TK, saya suka ngobrol dengan ibu-ibunya teman Akmal, mereka
concern banget dengan perkembangan akademik anak-anak mereka. Rata-rata semangat sekali mengajari anak membaca, menulis dan menghitung, walau anaknya masih Play Group atau TK A. Bahkan banyak yang wara wiri cari tempat les baca.

Tapi kalo main ke rumah mereka, tengak tengok (ih nggak sopan ya di rumah orang kok...) liat-liat isi rumah, hmmmh tak terlihat ada buku!

Lah jadi apa maksud para ibu nih ngajarin baca. Apalagi cara ngajarinnya juga dijejel-jejel (halagh apa bener nih istilahnya), ada yang sampe menjadwalkan tiap malam digilir, belajar baca, dikte, hitung...

Mereka lebih kepada mengejar BISA baca daripada MINAT baca. Katanya supaya di SD nanti tidak ketinggalan pelajaran. Soalnya pelajaran SD sudah menuntut anak bisa baca. Tanpa disadari sasarannya menjadi benar-benar akademik jangka pendek.

Padahal kalo kita telusuri, kompetensi mendasar yang bisa jadi bekal survivenya anak-anak kita di masa depan,lebih pada kompetensi MINAT baca, BUKAN hanya sekedar BISA baca,kan?

Demikian halnya pun dengan BELAJAR. Mana yang lebih penting? BISA BELAJAR atau MINAT BELAJAR?

Bisa Belajar bisa diperoleh dengan memberikan reward atau punishment, sesuai pilihan orangtua. Via misalnya, dijadwalkan oleh mamanya untuk belajar tiap malam. Via masih berusia 3 tahun. Ia diajak belajar oleh ibunya dengan berbagai cara. Ya, Via bisa belajar, perkembangan akademiknya pun pesat. Tapi apakah minat belajarnya turut serta tumbuh dalam dirinya? Perlu dicek kembali. Jangan sampai karena kita concern pada bisa belajar, kita lupa memperhatikan menumbuhkan minatnya.

Banyak orangtua yang tidak peduli pada menumbuhkan minat belajar anak. Saya sering dengar para ibu yang harus bertengkar dengan anak, karena anak tak mau belajar. Padahal anaknya masih prasekolah loh.

Menumbuhkan Minat Belajar atau Motivasi Belajar sejak dini,sebenarnya sangat sederhana, dan tak perlu energi + biaya yang banyak. Menumbuhkan minat belajar pada anak prasekolah cukup dengan satu jurus saja: BERMAIN

Apapun melalui bermain anak akan senang. Memberi ruang dan waktu yang cukup untuk bermain bukan berarti anak menjadi tidak belajar. Hal ini bahkan akan membentuk Minat Belajar yang kuat pada anak.

Kalau minat belajar sudah tumbuh, selanjutnya kita sebagai orangtua tidak akan menemukan banyak kesulitan ketika anak memasuki sekolah dasar. Kalau basa sundanya sih istilahnya "tos hideng nyalira"...:)

Comments (2)

setuju.. sy pun lebih memilih MINAT drpd BISA. Krn kl minat itu umurnya & manfaatnya lebih panjang. Tapi kendalanya memang u/ menumbuhkan minat lebih sulit drpd menumbuhkan bisa. Krn kl hy mengejar bisa saja, kita tinggal paksa aja anaknya. Tp u/ menumbuhkan minat perlu kesabaran jgn ada paksaan tp perbanyak rangsangan yg menarik u/ anak. salah satu caranya ya spt yg mbak tulis itu yaitu dg cara bermain :)

Iya mba, menumbuhkan minat suka lebih pelik (untuk dipikirkan oleh orangtua), tapi pasti sangat menyenangkan anak deh. Repot sedikit nggak apa-apalah nanti buahnya juga kita yang metik:)
Waktu ngasuh Akmal tuh kerasa banget deh kaya' gitu, tapi waktu ngasuh hanif aku lebih nyantai,karena cenderung mengikuti Hanif, nyelip-nyelip aja diantara aktivitas yang dia pilih. Takjubnya aku, mereka suka jauh lebih kreatif ya:).
Anak-anak memang AMAZING!